Pernahkah kita mendengar ucapan sinis “ sok suci, sok alim, munafik, pamer, riya, Cuma cari dukungan politik,..etc“ ketika kita berusaha berbuat kebaikan dan mensyiarkannya melalui dakwah ke masyarakat??? Tatkala kita terjerumus dalam kesalahan, maksiat dan dosa, senantiasa ada orang yang berebut membesar besarkannya dengan prinsip ‘bad news is good news’ yang artinya keburukan orang yang dipandang ‘baik’ oleh masyarakat adalah berita terbaik dan layak menjadi headline. Padahal bila kesalahan, maksiat dan dosa tersebut dilakukan oleh orang ‘biasa’ maka akan dianggap lumrah, wajar, ditolerir sehingga tidak layak diangkat menjadi headline. Mereka tidak tahu bahwa kita adalah orang biasa yang berupaya belajar kebaikan dengan mengamalkannya melalui lingkungan dakwah. Lingkungan dimana berisi orang orang biasa yang bekerjasama dalam memperbaiki diri dan masyarakat. Kita membutuhkan lingkungan tsb karena kita secara individual lemah dalam memperbaiki diri karena keterbatasan ilmu dan amal kita.
Sahabat, ikhwah fillah yang saya cintai karena Allah. Mari kita pelajari kembali dan renungkanlah berulang-ulang peristiwa yang menimpa generasi para sahabat setelah wafatnya baginda Rasulullah. Ketika kemenangan dalam berbagai pertempuran berhasil diraih dengan tumbangnya imperium
Ketika itu, tahun persatuan ‘am jamaah’, dimana Hasan putra Ali ibn Abu Thalib-radhiyallohu anhuma- menyerahkan kekuasaan dengan legawa kepada Muawiyah ibn Abu Sofyan-radhiyallohu ‘anhu- (lawan politik Ali-karomahullohu wajhah-). Namun badai ujian belum berhenti menimpa generasi para sahabat ketika kelompok Khawarij menyebarkan isu ketidakpercayaan terhadap pemerintah/khalifah. Isu tersebut tersebar pesat di masyarakat.
Isu tersebut mungkin akrab di telinga kita saat ini seperti “cobalah lihat pemimpin kalian yang tenggelam dalam maksiat dan sengaja memanfaatkan kalian untuk kepentingan politik mereka dengan mengorbankan umat. Mereka menjual agama dengan dalil dalil suci untuk mengokohkan kekuasaan. Sedangkan kalian bekerja keras dalam berdakwah di masyarakat. Tidakkah kalian berpikir ??? “
Ya cobaan, fitnah etc tersebut akan selalu ada dan pasti ada dalam setiap dakwah. Kita tidak perlu khawatir dan kaget berlebihan. Yang kita perlu pertanyakan pada diri kita:sudah siapkah kita menghadapinya dan bagaimana mensikapinya ? ataukah kita mundur ke belakang sambil menyalahkan dan membentuk atau bergabung dalam barisan sakit hati? Padahal barisan itu pun tidak lepas dari masalah internal. Dan terbentuklah barisan sakit hati dari barisan sakit hati sebelumnya.
Tetaplah istiqomah dalam dakwah.